Sunday, June 1, 2008

14 dan 21 Juni 2008 Hasil Ujian Nasional Diumumkan

Sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian Nasional tahun pelajaran 2007/2008, bahwa pengumuman kelulusan Ujian Nasional peserta didik dikeluarkan tanggal 14 Juni 2008 untuk tingkat SMA/SMK/MA dan tanggal 21 Juni 2008 untuk tingkat SMP/MTs ( Jadwal ini bersifat sementara, kalau ada perubahan akan diinformasikan secepatnya).



Khusus kota Padang, untuk mempercepat pelayanan pada masyarakat, pengumuman kelulusan siswa ini mengunakan teknologi informasi berupa SMS Gateway, dengan cara sebagai berikut :

1. Dengan mengunakan fasilitas SMS (Short Message Services ) yang ada pada Hand Phone (HP)

2. Untuk SMP/MTs, siswa mengetikkan : UNP SMP Nomor Ujian

( contoh : UNP SMP 14-001-001-8 )

3. Untuk SMA/MA, siswa mengetikkan : UNP SMA Nomor Ujian

( contoh : UNP SMA 14-001-003-5 )

4. Untuk SMK, siswa mengetikkan : UNP SMK Nomor Ujian

( contoh : UNP SMK 14-001-005-6 )

5. SMS dikirim ke nomor : 7890 untuk semua operator, kecuali yang menggunkan Kartu ProXL / Xplor ke nomor : 9600

6. Setiap pengiriman SMS, dikenakan biaya pulsa sebesar Rp. 1.000,-

7. Pengumuman untuk SD/MI tidak menggunakan SMS, tapi pengumuman di sekolah (seperti tahun 2007)

8. Disamping mengunakan fasilitas SMS Gateway, sekolah juga menyiapkan cadangan pengumuman keberhasilan siswa secara manual/konvensional seperti tahun sebelumnya (sistim amplop atau pengumuman di papan pengumuman), bila hal ini diperlukan sesuai situasi sekolah masing-masing.

9. Mengingat waktu yang sangat singkat, diminta Kepala Sekolah memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Rapat majelis guru tentang penetapan kelulusan siswa diadakan tanggal 20 Juni 2008 untuk SMP/MTs dan 13 Juni 2008 untuk SMA/SMK/MA, antara pukul 07.30 s.d 12.00 WIB (sehari sebelum pengumuman kelulusan siswa)

b. Segera setelah rapat usai, hasil keputusan diserahkan ke Dinas Pendidikan (minimal Siswa Yang Tidak Lulus saja). Penyerahan ini paling lambat pukul 18.00 WIB pada Bidang KPMP.

Untuk itu, dengan hormat diminta pada semua Kepala Sekolah agar mensosialisasikan pada siswa/guru/orang tua/masyarakat sesegeranya. Di samping itu juga membuat pengumuman di lingkungan sekolah sehingga dapat cepat diketahui siswa.

Monday, May 26, 2008

Sekolah Internasional, Gengsi atau Kualitas?

Menyekolahkan anak di sekolah berkurikulum internasional makin banyak dipilih para orangtua. Persiapan menghadapi persaingan global ataukah sekedar gengsi?

Bangunan sekolah yang megah, fasilitas pendukung super lengkap, guru-guru yang "profesional", serta bahasa Inggris sebagai pengantar, bahkan juga bahasa asing lainnya, merupakan salah satu ciri sekolah internasional yang kini menjadi pilihan sekolah masa kini.

Semua "keunggulan" tersebut kini banyak dicari para orangtua yang ingin anak-anaknya mendapat pendidikan terbaik. Salah satunya adalah Paramita (39), yang memasukkan putra sulungnya, Edwin (7) di Jakarta Singapore School. Meski harus mengeluarkan biaya cukup mahal, sekitar 4000 dollar Singapura per dua semester, namun Paramita mengaku sangat puas dengan kemajuan yang dicapai oleh Edwin.

"Biaya yang saya keluarkan sepadan dengan hasilnya. Bila berkomunikasi Edwin kini otomatis berbahasa Inggris, ia juga mengerti bahasa mandarin yang memang diajarkan di sekolahnya," ucap Paramita, yang memang berencana agar Edwin melanjutkan SMP nya di Singapura.

Siap-Siap ke Dunia Internasional
Kelebihan sekolah internasional dibandingkan dengan sekolah umum adalah adanya kurikulum yang berbasis standar internasional.

Menurut psikolog Jacinta F. Rini, Msi, idealnya sekolah internasional mempersiapkan anak didiknya untuk memiliki kepribadian dan wawasan yang "internasional" setara dengan anak-anak di belahan dunia lain, termasuk juga nilai dan etikanya. "Jadi bukan hanya pintar dan cerdas, apalagi kalau hanya pintar menghapal," ujarnya.

Kalau kita mau jujur, zaman sekarang masih banyak sekolah, guru, kurikulum, yang memberi pelajaran yang tak terlalu bermanfaat buat masa depan anak. Cara-cara yang dipakai juga masih satu arah, kurang menstimulasi daya pikir anak, dan kurang memberi kebebasan pada anak untuk beropini dan berkreasi.

Menurut Jacinta, dengan pola belajar demikian, anak akan mengalami tantangan besar kalau ia berada di "dunia internasional" karena mentalitasnya tidak siap dalam mengelola kebebasan.

"Kalau terbiasa diperintah, belajar berdasarkan instruksi, jawaban ulangan harus persis di buku, maka ketika pindah ke tempat yang memberi kebebasan penuh untuk berkreasi, kita malah sering grogi dan stres berat," paparnya. Singkatnya, kita akan lebih suka diperintah daripada tidak tahu mesti mengerjakan apa.

Nah, sekolah internasional idealnya memberikan bekal bagi anak didiknya agar siap terjun menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, sebelum memilih suatu sekolah, sebaiknya perhatikan apakah pemilik sekolah dan pengelolanya mengetahui apa yang dimaksud dengan internasional.